Categories
Artikel

2020 : Masih jaman Insecure?!

Revel Ghifari Iskandar | Accountancy

 

Isu kesehatan mental tentunya ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat terutama di era pandemi ini. Salah satunya rasa ketidak percayaan diri yang banyak di alami oleh para remaja. Fenomena ini biasa disebut dengan insecurity. Insecure menurut para ahli bisa diartikan sebagai emosi yang terjadi apabilakita menjadi seorang inferior dari orang lain. Pada umumnya, seorang yang insecure akan merasa cemas dan takut berlebihan sehingga mereka akan selalu berhati-hati dan berprasangka buruk terhadap apa yang mereka lakukan. Perasaan insecure ini biasanya timbul ketika kita membandingkan diri kita dengan orang dalam beberapa hal seperti bentuk badan, kesuksesan, kekayaan, dan bahkan kebahagiaan.

Isu insecure tiap taunya semakin meningkat terutama di kalangan remaja. Pada usia remaja ini biasanya mereka berusaha mencari identitas diri dan membandin-bandingkan diri mereka yang berujung minder. Di sisi lain, social media merupakan salah satu faktor utama mengapa insecure menjadi lebih banyak. Sebagai contoh, pada masa pandemi ini para remaja memiliki banyak waktu untuk bermain social media. Dengan demikian, para remaja ini akan lebih sering melihat kehidupan orang lain dan mulai membandingkannya dengan kehidupan diri sendiri. Pertanyaan seperti “Mengapa dia lebih cantik?” , “mengapa mereka lebih sukses?”, “mengapa dia lebih bahagia” akan muncul pada diri remaja dan membuat mereka memiliki perasaan insecure. Perassan insecure yang berlebihan ini tentunya mengganggu kesehatan mereka dan bahkan bisa menimbulkan suatu kefatalan seperti bunuh diri.

Para remaja tidak perlu merasa cemas karena perasaan insecure ini bisa diatasi dengan cara berikut ini :

  1. Menerima kenyataan hidup.

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menerima kenyataan hidup kita. Sebagai individu, baik ataupun buruk, kita tetap harus melanjutkan kehidupan. Bersyukur adalah kunci utama untuk mengatasi insecurity. Ketika kita berfikir bahwa kita berbeda dengan orang lain, tanamlah di pikiran kita bahwa kita spesial dan memiliki ciri khas tersendiri.

  1. Stop mendengarkan komentar buruk orang lain 

Komentar buruk seperti “ih kamu jerawatan” “ko gendutan sih” tentunya sering kita terima dan menjadi faktor kita mengalami insecurity. Kita sebagai individu harus mempunyai mindset bahwa kita hidup untuk diri sendiri bukan untuk orang lain. Selama kita bahagia terhadap diri kita dan tidak merugikan orang lain dengan apa yang kita punya, komentar-komentar buruk itu tidak perlu kita hiraukan.

  1. Buatlah standar kecantikan sendiri.

Standar kecantikan seperti memiliki badan yang ideal, warna kulit putih, wajah bersih sudah tidak perlu kita ikuti. Buatlah standar kecantikan sendiri yang dapat membahagiakan diri anda. Sebagai contoh, ketika anda ingin menurunkan berat badan, tanamkan di diri anda bahwa anda ingin sehat bukan karena tidak ingin di komentari orang lain. Perlu diingat bahwa komentar orang tidak akan ada habisnya dan buktikan bahwa anda bisa memenuhi standar kecantikan dengan cara anda sendiri.

  1. Kurangi bermain media social

Snapgram atau biasa yang disebut instastory merekam kehidupan sehari-hari orang lain dan menjadi faktor utama insecurity. Kurangi bermain sosial media dan ingatlah apa yang ada dalam sosial media hanyalah kebahagiaan yang dapat ditunjukkan. Setiap individu tidak ada yang sempurna dan pasti  memiliki kesedihan tersendiri.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan remaja kepada dirinya saat merasa insecure. Sangat wajar untuk merasa insecure karena pastinya semua orang ingin menunjukan sisi terbaik dalam hidupnya. Namun, jangan terlalu larut dalam rasa insecure ini yang dapat membawa dampak negatif. Mencintai diri sendiri dan selalu bersyukur bisa mengembalikan semangat dan membawa kebahagiaan dalam hidup. Pada akhirnya, hidup terlalu sebentar untuk merasa insecure dan bukan kewajiban kita untuk memenuhi apa yang dikatakan orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *